Apa Itu Jalan Kolektor? Kenali Fungsi, Klasifikasi di Indo

28 Mei 20252 VIEWS
Informasi
Apa Itu Jalan Kolektor?  Kenali Fungsi, Klasifikasi di Indo

Jalan bukan sekadar jalur yang menghubungkan titik A ke titik B. Di balik aspal dan marka jalan, terdapat sistem klasifikasi yang dirancang untuk mengatur pergerakan kendaraan, efisiensi lalu lintas, serta mendukung pembangunan wilayah.

Memahami jenis jalan di Indonesia, termasuk jalan kolektor, menjadi penting bagi siapa pun, baik itu pengendara sehari-hari maupun pengembang infrastruktur dan tata ruang kota.

Salah satu jalan yang kerap dilalui tapi jarang dikenal secara fungsional adalah jalan kolektor. Mengetahui peran dan karakteristiknya membantu kita memahami bagaimana sistem transportasi bekerja, menghubungkan kawasan, dan lainnya.  

Pemahaman ini juga sangat berguna dalam merancang sistem jaringan jalan primer dan sekunder, yang menjadi tulang punggung lalu lintas di berbagai wilayah Indonesia.

Pengertian Jalan Kolektor

Dalam sistem klasifikasi jalan di Indonesia, jalan kolektor adalah jenis jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama untuk perjalanan jarak sedang, serta menghubungkan jalan lokal dengan jalan arteri.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, jalan kolektor termasuk dalam sistem jaringan jalan primer dan sekunder yang memiliki peran vital dalam menghubungkan pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal.

Menurut regulasi, jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer menghubungkan antar pusat kegiatan sekunder dan ketiga, sedangkan dalam jaringan jalan sekunder, ia menghubungkan antar wilayah dalam satu kabupaten atau kota. 

Informasi lengkap juga bisa ditemukan dalam referensi dari Wikipedia Bahasa Indonesia, yang menjelaskan struktur klasifikasi dan status jalan di Indonesia secara sistematis.

Fungsi dan Ciri-Ciri Jalan Kolektor

Fungsi utama jalan kolektor adalah mengumpulkan dan mendistribusikan arus lalu lintas dari jalan lokal ke jalan arteri.

Jalan ini juga melayani angkutan utama untuk perjalanan jarak menengah dan menghubungkan kawasan sekunder dengan kawasan sekunder kedua atau ketiga.

Beberapa ciri jalan kolektor antara lain:

  • Merupakan jalan dua arah dengan volume lalu lintas sedang
  • Lebar badan jalan yang cukup untuk kendaraan bermotor roda empat
  • Memiliki kecepatan rencana paling rendah 30 km per jam
  • Dapat ditemukan di kawasan permukiman menengah, pusat kegiatan lokal, atau daerah niaga sekunder
  • Memiliki marka jalan, penerangan jalan, dan persimpangan yang teratur

Ciri-ciri ini membedakan jalan kolektor dari jenis jalan lainnya dan menjadi bagian penting dalam sistem jaringan transportasi nasional.

Klasifikasi Jalan Kolektor: Primer dan Sekunder

Jalan kolektor primer berada dalam sistem jaringan jalan primer. Ia menghubungkan pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal, serta melayani kendaraan dengan jarak perjalanan antar kawasan.

Contoh konkret dari jalan kolektor primer adalah Jalan Daan Mogot di Jakarta Barat atau Jalan Soekarno-Hatta di Bandung.

Sementara itu, jalan kolektor sekunder berada dalam sistem jaringan jalan sekunder dan menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga di dalam kabupaten atau kota.

Biasanya ditemukan di jalan kota seperti Jalan Kapas Krampung di Surabaya atau Jalan Margonda di Depok.

Perbedaan Jalan Kolektor dengan Jenis Jalan Lain

Agar lebih mudah memahami posisi jalan kolektor dalam struktur jalan di Indonesia, berikut ini perbandingan fungsi dan karakteristiknya dibandingkan jenis jalan lainnya:

1. Jalan Arteri

  • Fungsi Utama: Menghubungkan pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah.
  • Lokasi Umum: Antarkota dan antarprovinsi.
  • Volume Lalu Lintas: Sangat tinggi, melayani kendaraan dengan mobilitas tinggi dan cepat.
  • Kecepatan Rencana: Minimal 60 km/jam.
  • Contoh: Jalan Tol Jakarta–Cikampek, Jalan Sudirman Jakarta.

2. Jalan Kolektor

  • Fungsi Utama: Menghubungkan pusat kegiatan lokal dan kawasan sekunder satu dengan yang lain.
  • Lokasi Umum: Antarwilayah dalam satu kota atau kabupaten.
  • Volume Lalu Lintas: Sedang, melayani kendaraan yang melakukan perjalanan jarak menengah.
  • Kecepatan Rencana: Sekitar 30–50 km/jam.
  • Contoh: Jalan Margonda (Depok), Jalan Godean (Yogyakarta), Jalan Raden Intan (Lampung).

3. Jalan Lokal

  • Fungsi Utama: Menghubungkan tempat tinggal ke jalan kolektor atau arteri, serta menyediakan akses ke fasilitas publik.
  • Lokasi Umum: Perumahan, kompleks, area sekolah atau pasar.
  • Volume Lalu Lintas: Rendah, umumnya hanya dilalui kendaraan pribadi atau lokal.
  • Kecepatan Rencana: Maksimal 30 km/jam.
  • Contoh: Jalan kompleks perumahan, jalan depan sekolah atau puskesmas.

4. Jalan Lingkungan

  • Fungsi Utama: Menyediakan akses dalam lingkungan permukiman kecil.
  • Lokasi Umum: Dalam perumahan padat, gang, jalan sempit di kampung.
  • Volume Lalu Lintas: Sangat rendah, lebih banyak digunakan oleh pejalan kaki dan sepeda motor.
  • Kecepatan Rencana: Maksimal 20 km/jam.
  • Contoh: Gang sempit di perkampungan atau lorong dalam kompleks.

Baca Juga: Klasifikasi Jalan Raya Simak Lengkapnya!

Manfaat Jalan Kolektor bagi Masyarakat dan Tata Kota

Peran jalan kolektor sangat penting dalam mendukung mobilitas warga, logistik perkotaan, dan perencanaan tata ruang wilayah. Jalan ini menjadi tulang punggung bagi angkutan utama untuk perjalanan jarak menengah, serta memastikan konektivitas antar wilayah tetap efisien, baik di kota besar maupun daerah kabupaten.

Selain itu, status jalan di Indonesia yang terklasifikasi secara jelas turut mendukung kebijakan pembangunan jalan strategis nasional, provinsi, hingga kabupaten.

Dengan pemanfaatan optimal, jalan kolektor merupakan jalan yang membantu menyebarkan beban lalu lintas dari jalur utama ke wilayah lokal, mengurangi kemacetan dan mempercepat akses antar kawasan.

Jalan Kolektor, Jalur Penting Penghubung Antara Arteri dan Lokal

Jalan kolektor memegang peran penting dalam sistem transportasi di Indonesia sebagai penghubung antara jalan arteri dan jalan lokal.

Dengan fungsi pengumpul dan pendistribusi lalu lintas, serta klasifikasinya menjadi primer dan sekunder, jenis jalan ini menjadi penopang mobilitas masyarakat baik di wilayah perkotaan maupun pinggiran. Memahami karakteristik dan fungsinya membantu kita lebih bijak dalam memilih rute serta memahami perencanaan jalan.

Sebelum melaju di berbagai jenis jalan, dari kolektor hingga arteri, pastikan kondisi kendaraan Anda dalam keadaan prima. Untuk kebutuhan sparepart mobil dan motor seperti oli, aki, kampas rem, ban, hingga wiper, percayakan hanya pada Astra Otoshop.

Produk asli, lengkap, dan bisa diantar ke rumah Anda. Aman dan nyaman untuk perjalanan harian maupun luar kota. Untuk konsultasi lebih lanjut, hubungi Kami melalui nomor telepon 1500725 atau via WhatsApp


Topik :
Motor
Mobil

Halaman :1