Dalam dunia otomotif, performa kendaraan sangat bergantung pada bagaimana tenaga mesin disalurkan ke roda. Di sinilah peran sistem transmisi mobil menjadi sangat vital.
Baik Anda penggemar mobil manual yang dikenal responsif maupun penyuka mobil otomatis yang lebih praktis, memahami komponen transmisi beserta cara kerjanya akan memberi Anda keunggulan dalam memilih dan merawat kendaraan.
Artikel ini akan membahas secara lengkap komponen sistem transmisi, mulai dari transmisi manual pada mobil hingga transmisi otomatis, serta fungsi utama dalam menjaga kelancaran dan efisiensi saat berkendara.
Transmisi adalah salah satu komponen vital dalam sistem penggerak kendaraan. Sistem transmisi berfungsi untuk mentransfer torsi dari mesin ke roda dengan perbandingan gigi yang sesuai dengan kondisi mengemudi.
Melalui komponen-komponen yang berputar di dalam sistem transmisi, mobil dapat bergerak maju, mundur, atau berhenti sesuai keinginan pengemudi.
Pada dasarnya, ada dua jenis sistem transmisi mobil: transmisi manual dan transmisi otomatis. Keduanya memiliki perbedaan mendasar dari segi cara kerja, kenyamanan penggunaan, efisiensi bahan bakar, hingga kebutuhan perawatan.
Untuk memahami lebih jauh, mari kita bahas perbedaan sistem transmisi manual dan otomatis berikut ini!
Transmisi manual pada mobil melibatkan peran aktif pengemudi dalam pemindahan gigi transmisi sesuai kondisi jalan melalui tuas transmisi dan pedal kopling. Komponen utama seperti kopling dan gearbox harus bekerja secara sinergis untuk mentransfer tenaga mesin secara manual.
Sebaliknya, pada transmisi otomatis, proses perpindahan gigi dilakukan secara otomatis oleh sistem hidraulik dan elektronik, tanpa intervensi langsung dari pengemudi.
Komponen transmisi otomatis seperti torque converter dan manual linkage mengatur pemindahan gigi secara cerdas berdasarkan putaran mesin dan beban kendaraan.
Mobil otomatis menawarkan kenyamanan berkendara karena tidak memerlukan perpindahan gigi secara manual. Ini sangat berguna untuk pengemudi pemula atau saat menghadapi kemacetan.
Sementara itu, mobil dengan transmisi manual memberikan kontrol penuh kepada pengemudi terhadap kinerja kendaraan, yang disukai oleh mereka yang menyukai mobil dengan performa dan responsivitas tinggi.
Transmisi manual pada mobil umumnya lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar karena minimnya kehilangan tenaga saat perpindahan gigi. Namun, transmisi otomatis terbaru kini semakin hemat berkat teknologi CVT dan dual-clutch.
Komponen transmisi manual cenderung lebih sederhana dan biaya perawatannya lebih rendah dibandingkan transmisi otomatis. Sebaliknya, sistem transmisi otomatis memiliki lebih banyak komponen kompleks dan memerlukan oli transmisi khusus, yang perlu diganti secara berkala.
Baca Juga: Perbedaan Kode AT dan MT dalam Mobil
Mengenal komponen transmisi manual pada mobil akan membantu Anda memahami bagaimana tenaga dari mesin mobil disalurkan ke roda. Berikut adalah beberapa komponen transmisi manual beserta fungsinya:
1. Poros Input Transmisi (Transmission Input Shaft)
Poros ini berperan sebagai penghubung antara kopling dan gearbox. Fungsinya adalah menyalurkan putaran dari mesin ke sistem transmisi agar roda gigi di dalamnya bisa berputar.
2. Gigi Transmisi (Gear Transmission)
Komponen ini bertugas mengatur perubahan tenaga dari mesin menjadi torsi yang sesuai kebutuhan. Posisi gigi akan menyesuaikan kondisi laju kendaraan, apakah sedang melaju lambat atau cepat.
3. Gigi Penyesuaian (Synchronizer)
Fungsi utama gigi penyesuaian adalah membantu proses perpindahan gigi saat mobil sedang berjalan. Komponen ini memastikan perpindahan gigi tetap mulus dan aman tanpa harus menghentikan kendaraan.
4. Garpu Pemindah (Shift Fork)
Garpu ini berfungsi untuk memindahkan gigi ke posisi yang diinginkan di dalam porosnya, sehingga perpindahan gigi menjadi lebih mudah dan presisi.
5. Tuas Penghubung (Shift Linkage)
Komponen ini menjadi jembatan antara tuas persneling yang dioperasikan pengemudi dengan garpu pemindah di dalam transmisi. Fungsinya adalah meneruskan gerakan tangan pengemudi ke mekanisme internal.
6. Tuas Transmisi / Tuas Persneling (Gear Shift Lever)
Tuas ini merupakan kendali utama pengemudi dalam mengatur perpindahan gigi transmisi. Biasanya diletakkan dekat kursi pengemudi agar mudah dijangkau.
7. Bak Transmisi (Transmission Case)
Bagian ini menjadi wadah bagi semua komponen utama transmisi, termasuk poros dan bearing. Selain itu, juga berfungsi menyimpan oli transmisi agar pelumasan tetap optimal.
8. Poros Keluaran (Output Shaft)
Poros keluaran berperan penting dalam mengirimkan torsi dari sistem transmisi ke roda penggerak. Selain itu, sering menjadi tempat dudukan gigi percepatan.
9. Bantalan / Bearing (Main Bearing)
Bearing bertugas mengurangi gesekan antar komponen yang berputar dalam sistem transmisi, sehingga pergerakan menjadi lebih halus dan awet.
10. Gigi Counter (Counter Gear)
Komponen ini bekerja untuk menyalurkan torsi dari gigi input ke gigi kecepatan, berperan penting dalam proses perpindahan tenaga.
11. Gigi Mundur (Reverse Gear)
Reverse gear berfungsi untuk membalik arah putaran pada poros keluaran. Dengan begitu, kendaraan dapat bergerak mundur saat tuas persneling dipindahkan ke posisi reverse.
12. Hub Slave
Komponen ini bekerja sebagai pengunci gigi percepatan agar poros keluaran dapat berhenti atau mulai berputar sesuai kebutuhan.
13. Gigi Speedometer (Speedometer Gear)
Komponen ini mengukur kecepatan kendaraan dan meneruskannya ke sistem speedometer agar pengemudi dapat memantau laju mobil secara akurat.
Pada sistem transmisi otomatis, terdapat serangkaian komponen transmisi otomatis yang bekerja bersama untuk memindahkan gigi secara otomatis. Berikut penjelasan mengenai komponen utama dan fungsinya:
1. Brake
Brake atau rem dalam sistem transmisi otomatis terpasang pada rangkaian planetary gear seperti carrier, ring gear, dan sun gear. Fungsinya adalah menahan atau mengunci salah satu komponen gear agar dapat menghasilkan rasio gigi yang diinginkan.
Brake bekerja menggunakan tekanan hidrolik dan tersedia dalam dua tipe, yaitu wet multiple disc brake dan tipe brake biasa.
2. Torque Converter
Torque converter adalah komponen berisi Automatic Transmission Fluid (ATF) yang berfungsi menggandakan torsi dari mesin dan menyalurkannya ke sistem transmisi.
Selain itu, alat ini juga bertindak sebagai kopling otomatis yang bisa menghubungkan atau memutus tenaga mesin, mengurangi getaran, menghaluskan kinerja mesin, dan memutar pompa oli transmisi.
3. Automatic Transmission Fluid (ATF)
ATF atau oli transmisi memiliki peran utama sebagai pelumas dalam sistem transmisi otomatis. Fungsinya meliputi memperlancar transfer torsi di torque converter dan planetary gear, menjaga suhu tetap stabil dengan mendinginkan komponen yang bergerak, serta mengontrol tekanan hidrolik pada kopling dan sistem rem.
4. Hydraulic Control Unit
Hydraulic Control Unit merupakan sistem pengatur tekanan hidrolik yang mengatur fungsi kerja kopling dan rem otomatis melalui tekanan dari pompa oli. Komponen ini juga bertugas mendistribusikan pelumas, mengatur tekanan hidrolik, mendinginkan torque converter, dan membantu mengalirkan ATF dari transmisi ke converter.
5. Clutch dan One-Way Clutch
Komponen ini berfungsi menyalurkan tenaga torsi dari mesin ke intermediate shaft. Selain itu, mereka juga dapat memisahkan torque converter dari planetary gear saat dibutuhkan, misalnya ketika mobil berhenti, sehingga mesin bisa berhenti mentransfer daya.
6. Manual Linkage
Manual linkage terdiri dari beberapa bagian seperti tuas pemilih (selector lever), kabel, throttle, dan akselerator. Komponen ini membantu mengatur perpindahan gigi sesuai keinginan pengemudi. Agar fungsinya tetap optimal, pengecekan dan perawatan rutin sangat disarankan.
7. Shifting Control
Shifting control bertugas mengubah perubahan beban mesin dan kecepatan kendaraan menjadi sinyal tekanan hidrolik. Tekanan ini kemudian dialirkan ke kopling, planetary gear, dan rem secara otomatis untuk menyesuaikan perpindahan gigi.
8. Pedal Akselerasi
Pedal akselerasi dihubungkan dengan throttle valve menggunakan kabel. Saat pedal ditekan, derajat pembukaan throttle akan diteruskan ke sistem transmisi. Berdasarkan tekanan pedal, sistem akan menyesuaikan perpindahan gigi (shift up atau down) sesuai beban mesin dan gaya berkendara pengemudi.