Kendaraan listrik telah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini. Keberadaannya memudahkan banyak orang untuk mobilitas setiap hari namun tetap berfokus pada keberlanjutan lingkungan dan kebersihan udara. Sebagai penunjang, terdapat jenis baterai mobil listrik yang digunakan oleh para produsen kendaraan roda empat.
Mungkin Anda familiar dengan baterai li-ion (lithium ion). Baterai ini telah dimanfaatkan untuk sumber daya bagi alat elektronik seperti handphone hingga mobil. Namun, ada berbagai tipe baterai yang beredar dengan ciri khas dan kapasitas masing-masing.
Ketahui jenis baterai untuk mobil listrik beserta kapasitas dan kelebihannya dalam artikel ini agar Anda dapat membeli kendaraan listrik yang sesuai dengan kebutuhan!
Kendaraan dengan energi listrik tak lepas dari peran baterai yang menjadi sumber tenaga. Namun, tahukah Anda bawah ada beberapa tipe baterai yang lumrah dimanfaatkan dalam mobil listrik? Setiap jenis memiliki karakteristik, keunggulan, serta teknologi pendukung yang berbeda. Berikut beberapa di antaranya.
Baca Juga: Pahami Prinsip Kerja Mobil Listrik serta Jenisnya
Jenis yang paling umum digunakan pada mobil listrik dan populer di Indonesia. Apa alasannya? Sebab baterai ini memiliki kepadatan energi yang tinggi, daya tahan lama, serta lebih ringan jika Anda bandingkan dengan jenis lainnya.
Mengutip laman Aion Indonesia, jenis baterai li-ion juga lebih efisien dalam menyimpan dan mengalirkan energi. Sehingga, mobil Anda dapat menempuh jarak yang lebih jauh dalam sekali isi ulang baterai.
Baterai Ni-MH sering ditemukan pada mobil hybrid EV. Meskipun daya tahannya cukup baik, baterai Ni-MH juga relatif lebih besar dan lebih berat dibandingkan dengan baterai lithium-ion. Selain itu, efisiensinya juga masih kalah jika dibandingkan dengan teknologi yang lebih baru.
Meskipun sudah jarang digunakan pada mobil listrik modern, baterai timbal-asam (lead-acid) masih dimanfaatkan sebagai baterai sekunder pada kendaraan listrik.
Mengutip laman Indobuggy, keunggulannya baterai ini adalah biaya produksi yang murah. Kelemahannya terletak pada bobot yang berat serta kapasitas penyimpanan energi yang lebih rendah.
Penggerak mobil listrik yang satu ini merupakan inovasi teranyar dalam ranah baterai mobil dan tengah dikembangkan oleh banyak produsen otomotif. Dibandingkan dengan baterai lithium dan NiMH, solid state memiliki kapasitas energi lebih tinggi, waktu charging yang kian cepat, dan lebih aman karena rendahnya risiko kebakaran.
LFP merupakan salah satu jenis baterai lithium-ion yang semakin marak digunakan dalam industri mobil listrik atau electric vehicle. Poin menarik dari baterai ini adalah ketahanannya. Siklus pengisian daya bisa mencapai ribuan kali tanpa mengalami penurunan kualitas.
Berbicara mengenai risiko keamanan, mobil listrik yang menggunakan baterai LFP lebih relatif jauh dari risiko kebakaran atau ledakan, karena sifatnya yang tahan panas. Karena tidak menggunakan kobalt, baterai ini lebih ramah lingkungan.
Walaupun perannya hanya sebagai sumber energi cadangan, tapi keberadaannya tetap penting sebagai pendukung sistem kelistrikan mobil. Berbeda dari baterai konvensional yang menyimpan energi dalam bentuk reaksi kimia, ultracapacitor, menyimpan energi dalam bentuk medan listrik.
Alhasil, ultracapacitor menjadi baterai yang dapat diisi ulang dengan sangat cepat. Dalam kendaraan, fungsi baterai ini adalah mendukung akselerasi kendaraan, mendukung sistem pengereman, serta meningkatkan usia baterai utama.
Tiap mobil dirancang menggunakan pilihan baterai yang berbeda, tergantung pada kebutuhan daya, efisiensi, dan ketahanan. Berikut beberapa referensi merek kendaraan listrik populer beserta jenis baterai yang digunakannya:
Salah satu pionir dan inovator kendaraan listrik premium, Tesla Model S memilih baterai lithium-ion berkapasitas tinggi sebagai sumber dayanya. Baterai ini memberikan tenaga besar untuk jangkauan daya tempuh yang lebih panjang. Selain itu, teknologi manajemen baterai Tesla membuatnya lebih tahan lama dan efisien dalam penggunaan energi.
Si mungil dengan warna cerah ini mengandalkan baterai LFP yang lebih awet daripada jenis lithium-ion biasa. Karena lebih stabil terhadap panas dan punya siklus pengisian daya yang lebih panjang, mobil ini cocok dengan tipikal kendaraan kota yang dinamis dan sering digunakan sehari-hari.
Raksasa produsen otomotif dan pelopor kendaraan hybrid, Toyota, menggunakan baterai Nickel-Metal Hydride untuk seri Toyota Prius. Keunggulan utama baterai Ni-MH terletak pada daya tahannya yang tinggi di suhu ekstrem, sehingga cocok untuk mobil model hybrid.
Nissan menggunakan baterai lithium-ion untuk salah satu mobil listrik terpopulernya, yaitu Nissan Leaf. Kendaraan ini memberikan harmonisasi seimbang antara kapasitas penyimpanan energi, efisiensi, dan daya tahan.
Terlebih lagi, harganya tentu jauh lebih terjangkau dibandingkan Tesla, sehingga Nissan Leaf makin digandrungi oleh mereka yang ingin beralih ke kendaraan listrik.