Dalam dunia otomotif, propeller shaft dan drive shaft memainkan peran krusial dalam mentransmisikan tenaga dari mesin ke roda kendaraan. Propeller shaft, atau poros propeller, berfungsi untuk menghubungkan mesin dengan differential melalui sistem penggerak.
Pada komponen drive shaft atau gardan bertanggung jawab untuk mentransmisikan putaran dari differential ke roda. Keduanya dilengkapi dengan komponen penting seperti universal joint dan slip yoke yang memungkinkan fleksibilitas dan mengurangi getaran.
Artikel ini akan membahas secara mendalam fungsi, cara kerja, serta perbedaan antara kedua poros ini, termasuk jenis-jenis dan komponen terkait seperti bearing, yoke, dan joint. Pahami selengkapnya!
Baca Juga:Sejarah Perkembangan Otomotif di Indonesia
Apa itu Propeller Shaft?
Propeller shaft adalah salah satu komponen kunci dalam sistem transmisi mobil. Fungsinya adalah meneruskan tenaga putar dari transmisi ke gardan atau roda belakang, sehingga kendaraan dapat bergerak.
Propeller shaft terutama digunakan pada kendaraan FWD (Front Wheel Drive) dan 4WD (Four Wheel Drive), khususnya pada kendaraan dengan jarak panjang antara mesin dan roda belakang.
Apa fungsi propeller shaft pada kendaraan?
Propeller shaft memiliki beberapa fungsi utama yang penting untuk performa kendaraan, yaitu:
- Meneruskan Putaran dari Transmisi ke Gardan: Propeller shaft bertugas meneruskan putaran dari transmisi ke gardan, menggunakan universal joint untuk mengikuti permukaan jalan yang tidak rata.
- Memindahkan Putaran Tanpa Getaran: Komponen ini memindahkan putaran dari transmisi ke gardan tanpa getaran, memastikan pengemudi merasakan kenyamanan selama berkendara.
- Menyesuaikan Perubahan Jarak: Propeller shaft menyesuaikan perubahan jarak antara transmisi dan gardan selama kendaraan bergerak, menjaga putaran tetap diteruskan dengan efektif.
- Meredam Getaran Berlebih: Selain itu, propeller shaft juga berfungsi untuk meredam getaran berlebih dari transmisi, memastikan kenyamanan pengemudi dan penumpang tanpa gangguan.
Bagaimana kerja propeller shaft?
Berikut adalah cara kerja propeller shaft:
- Meneruskan Putaran: Propeller shaft mentransfer putaran dari transmisi ke gardan, menjaga kinerja kendaraan di berbagai kondisi jalan, seperti jalan bergelombang atau menanjak.
- Gerakan Naik Turun: Selain memutar, propeller shaft juga bergerak naik turun untuk menyesuaikan dengan kondisi permukaan jalan. Ini karena propeller shaft terhubung dengan poros roda belakang yang terkait dengan sistem suspensi.
- Perubahan Panjang: Gerakan naik turun propeller shaft menyebabkan perubahan panjang pada poros. Untuk mengatasi ini, propeller shaft dilengkapi dengan rear universal joint dan rear slip joint yang menyesuaikan panjang dan posisi poros agar tetap optimal.
- Menggunakan Universal Joint: Propeller shaft sering memiliki universal joint yang membantu mengatur kinerjanya saat kendaraan melewati medan yang naik atau turun. Universal joint ini memungkinkan propeller shaft untuk bergerak dengan memutar dan naik turun.
Apa saja jenis-jenis propeller shaft?
Propeller shaft hadir dalam beberapa jenis, masing-masing dengan desain dan fungsi khusus. Berikut adalah jenis-jenis propeller shaft yang umum:
Tipe 2 Universal Joint
Jenis ini memiliki dua sambungan universal joint yang berfungsi untuk memastikan tenaga putaran propeller shaft bekerja dengan efisien.
Sambungan ini juga mengoptimalkan kinerja propeller shaft saat kendaraan melaju di jalanan yang bervariasi, baik menanjak maupun menurun.
Tipe 3 Universal Joint
Jenis ini dilengkapi dengan tiga sambungan universal joint yang membantu menyalurkan tenaga secara halus.
Ketiga sambungan ini mengurangi risiko kerusakan pada poros saat beroperasi, memastikan putaran yang lebih stabil.
Jenis Poros Tunggal dan Ganda
Poros tunggal digunakan pada kendaraan dengan jarak dekat antara mesin dan poros. Pengelasan pada poros ini meningkatkan kekuatan, kualitas, dan daya tahan.
Poros ganda terdiri dari dua bagian yang dihubungkan oleh coupling di tengah. Jenis ini mengurangi jumlah putaran dan meningkatkan stabilitas propeller shaft.
Komponen Propeller Shaft dan Fungsinya
Berikut adalah komponen utama propeller shaft dan fungsinya:
- Universal Joint (U-Joint): Menghubungkan poros propeller dengan transmisi dan gardan, memungkinkan poros bergerak naik turun serta memutar tanpa mengganggu sistem transmisi. Terdapat di bagian depan (front universal joint) dan belakang (rear universal joint) propeller shaft.
- Tube: Menghubungkan universal joint dan yoke dengan pipa panjang dari material baja, menyalurkan tenaga putar. Panjang pipa ini disesuaikan dengan ukuran kendaraan.
- Bantalan Tengah (Center Bearing): Mengurangi gesekan antara poros propeller dan chassis, memastikan kinerja yang stabil dan memperpanjang umur poros.
- Poros Midship (Midship Shaft): Digunakan pada kendaraan dengan jarak jauh antara mesin dan gardan, memisahkan propeller shaft menjadi dua bagian untuk mengurangi jumlah putaran dan meningkatkan stabilitas.
- End Yoke (Slip Yoke): Menghubungkan poros propeller dengan differential, memungkinkan poros bergerak naik turun dan memutar. Juga mengatur sudut poros agar tetap stabil.
- Front Universal Joint (Universal Joint Depan): Menghubungkan slip yoke dengan drive shaft, memungkinkan poros bergerak dan memutar tanpa mengganggu kinerja transmisi.
- Rear Universal Joint (Universal Joint Belakang): Menghubungkan drive shaft dengan yoke, memungkinkan poros bergerak dan memutar tanpa mengganggu sistem transmisi.
- Yoke: Menghubungkan rear universal joint dengan differential, memastikan kinerja stabil dan mengurangi keausan pada poros.
- Slip Yoke: Menghubungkan front universal joint dengan drive shaft, memungkinkan poros bergerak naik turun dan memutar tanpa gangguan pada sistem transmisi.
- Balance Weight: Mengurangi getaran berlebih pada poros propeller, menjaga kinerja yang stabil dan nyaman selama penggunaan.
Permasalahan Umum pada Propeller Shaft
Propeller shaft sering menghadapi beberapa masalah yang dapat mempengaruhi kinerjanya. Berikut adalah permasalahan umum yang sering terjadi:
- Universal Joint Rusak/Racet: Gejala berupa getaran tidak normal saat kendaraan melaju dengan kecepatan tertentu. Kerusakan ini bisa menyebabkan bearing menjadi macet atau jebol.
- Center Bearing Rusak: Gejala berupa getaran dan suara berisik yang mengganggu. Center bearing yang rusak menyebabkan propeller shaft tidak bergerak dengan lancar.
- Propeller Shaft Bengkok atau Patah: Gejala berupa getaran keras dan suara berisik di seluruh bodi mobil. Biasanya disebabkan oleh benturan atau pengemudian yang kurang baik.
- Sleeve Yoke Aus/Cacat: Gejala berupa getaran dan suara berisik. Sleeve yoke yang aus atau cacat menghambat pergerakan propeller shaft.
- Kekencangan Baut yang Longgar: Gejala berupa hentakan tiba-tiba pada propeller shaft. Baut pengikat yang longgar memerlukan pemeriksaan dan penyesuaian rutin.
Baca Juga:Mengenal Jenis dan Fungsi Hand Tools dalam Dunia Otomotif
Jaga Kinerja Kendaraan Anda dengan Propeller Shaft dan Drive Shaft yang Optimal
Menjaga propeller shaft dan drive shaft dalam kondisi prima sangat penting untuk memastikan kinerja kendaraan yang optimal dan kenyamanan berkendara.
Memahami fungsi, cara kerja, dan permasalahan umum pada komponen ini dapat membantu Anda dalam melakukan perawatan yang tepat. Jika Anda mengalami masalah atau perlu mengganti suku cadang, kunjungi Astra Otoshop untuk menemukan berbagai pilihan suku cadang berkualitas.
Untuk perawatan kendaraan lebih lanjut atau konsultasi, hubungi Call Center 1500015 atau melalui WhatsApp di +628138000106. Jaga kendaraan Anda dengan baik agar tetap dapat melaju dengan lancar dan aman.